Kamis, 08 Maret 2012

manajemen ritel

Nama : Gina aisyah purnama sari
Kelas : 3 DD 03
NPM : 36209572
MK : MANAJEMEN RITEL
Dosen : Jhon Hendri


(Tulisan bebas 1)

MAKANAN SEHAT UNTUK DIET

Tahun ini American Dietetic Association ( Asosiasi Ilmu Gizi Amerika ) mengkampanyekan agar kita mengkonsumsi “Makanan Sehat dan tepat.” Kata Susan Boweman,M.S.,R.D.,C.S.S.D , hal ini mudah untuk dikatakan tapi sulit untuk dilakukan.
Makanan Sehat dan Tepat tidak hanya mencakup pemilihan jenis makanan yang menyehatkan, tetapi juga mengkonsumsinya pada saat yang tepat.
Agar tubuh dan pikiran Anda mendapatkan asupan yang cukup, berikut adalah sejumlah kiat yang dapat membantu Anda, Makanan Sehat dikonsumsi pada saat yang tepat.
Makanan Sehat dan tepat saat bangun tidur
Anda tidak perlu langsung makan sesaat setelah bangun tidur, walau sarapan itu sangat penting. Mereka yang melewatkan sarapan seringkali berlebihan mengkonsumsi kalor I sepanjang pagi atau saat makan siang, mereka juga cenderung mengandalkan makanan-makanan tinggi kadar gula dan kafein sebagai sumber tenaga. Sarapan pagi ringan dengan semangkuk bubur gandum dengan sedikit campuran protein atau semangkuk buah dan sayur. Atau nikmati seporsi Formula 1 Nutritional Shake Mix dengan susu rendah lemak dan buah-buahan.
Makanan Sehat dan tepat sebelum berolah raga
Sesuaikan jadwal makan Anda dengan durasi dan intensitas olahraga.
Anda harus memiliki cukup tenaga sebelum berolahraga – khususnya jika dilakukan pada pagi hari. Jika Anda tidak memiliki cukup waktu ,makanlah makanan yang mudah dicerna seperti smoothies, sup, yoghurt atau Formula 1 Nutritional Shake Mix bisa menjadi alternative. Jika Anda memiliki cukup waktu, makanlah biasa dengan jumlah karbohydrat menyehatkan yang cukup - roti whole grain, nasi merah, buah-buahan dan sayur mayor agar tubuh tetap berenergi saat berolahraga.
Makanan Sehat dan tepat setelah berolahraga
Setelah maksimal berolahraga, tubuh Anda kemungkinan kekurangan asupan. Saat terbaik untuk mengisinya adalah 30 – 45 menit setelah Anda selesai berolahraga. Otot-otot Anda yang kelaparan membutuhkan karbohydrat yang menyehatkan seperti : Buah-buahan, sayur mayur atau whole grain ( biji-bijian utuh ) dan satu porsi Protein.
Makanan Sehat dan tepat saat jajan
Setengah atau lebih makanan yang kita konsumsi berasal dari luar, sehingga jajan atau makan di luar tidak lagi menjadi hal istimewa. Tahan keinginan Anda untuk makan berlebihan saat jajan. Jika Anda mencoba mengurangi konsumsi kalori, berbagilah makanan utama dengan teman dan pesan tambahan salad. Atau ganti hidangan pelengkap kaya tepung dengan sayur-mayur.
Makanan Sehat dan tepat saat berbelanja
Jika Anda berbelanja bahan makanan saat perut kosong, maka anda bagaikan anak kecil yang berada di toko permen – semuanya terlihat lezat. Makanlah makanan sehat yang tunggi protein, buah atau segenggam kacang sebelum pergi sehingga tidak mudah tergiur.Makanlah sebelum berbelanja, buat daftar belanja dan tetap disiplin.
Makanan sehat dan tepat di malam hari
Banyak orang mengkonsumsi sebagian besar kalori harian mereka antara makan malam dan waktu tidur. Mereka yang makan ringan atau tidak makan saat siang hari agar dapat makan malam tidak memberikan cukup asupan yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas harian bagi otak dan otot-otot mereka. Alokasikan waktu makan anda dan mengudaplah di siang hari, makanlah makanan yang ringan di saat makan malam. Jika hasrat untuk mengudap setelah makan malam tak terbendung, makanlah pudding, buah, segenggam kacang atau secangkir teh yang tertakar kandungannya. Atau sikat gigi anda tepat setelah makan malam untuk menjaga agar Anda tidak makan lagi.
Program diet dengan Makanan sehat
Melakukan diet harus dengan makanan sehat dan bergizi. Contoh diet yang baik adalah Program diet Herbalife yang memberi nutrisi lengkap, sehingga Anda tidak akan lapar dan tidak lemas saat diet. Jadi tetap bisa menjalankan aktivitas sehari-hari dengan lancar.

MANAJEMEN RITEL

Nama : Gina aisyah purnama sari
Kelas : 3 DD 03
NPM : 36209572
MK : MANAJEMEN RITEL
TUGAS : BULAN PERTAMA
1.Pengertian Manajemen Ritel dari berbagai sumber
Industri ritel terus berubah seiring dengan perubahan teknologi, perkembangan dunia usaha, dan tentunya kebutuhan konsumen. Ritel adalah keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait dengan penjualan dan pemberian layanan kepada konsumen untuk penggunaan yang sifatnya individu sebagai pribadi maupun keluarga. Agar berhasil dalam pasar ritel yang kompetitif, peritel harus dapat menawarkan produk yang tepat, dengan harga yang tepat, pada tempat yang tepat, dan waktu yang tepat. Oleh karena itu, pemahaman peritel tehadap karakteristik target pasar atau konsumen yang akan dilayani merupakan hal yang sangat penting.
Dalam operasionalnya peritel menjalankan beberapa fungsi antara lain membantu konsumen dalam menyediakan berbagai produk dan jasa, menjalankan fungsi memecah (bulk breaking), maupun menambah nilai produk. Secara keseluruhan, pengelolaan binis ritel membutuhkan implementasi fungsi-fungsi manajemen secara terintegrasi baik fungsi keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, maupun operasional. Pemahaman keseluruhan atas isi buku ini membutuhkan telaah menyeluruh terhadap proses pengambilan keputusan dalam manajemen ritel yang diperjelas yaitu lingkup bisnis, mengembangkan strategi ritel, manajemen barang dagangan, dan manajemen toko.


Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan suatu proses perencanaan,pengorganisasian,penggerakkan dan pengendalian atas atas sumber daya yang dimiliki guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian Ritel
Ritel adalah suatu kegiatan yang terdiri dari aktivitas-aktivitas bisnis yang terlibat dalam menjual barang dan jasa kepada konsumen untuk kepentingan sendiri,keluarga ataupun rumah tangga.
Pengertian Manajemen Ritel
Manajemen ritel adalah pengaturan keseluruhan faktor-faktor yang ebrpengaruh dalam proses perdagangan ritel,yaitu perdagangan langsung barang dan jasa kepada konsumen.
2.Mengapa harus mempelajari manejemen ritel
MENDIRIKAN BISNIS RITEL
Memutuskan untuk memulai bisnis ritel menjadi pilihan yang sangat tepat dalam kondisi saat sekarang. Dewasa ini banyak masyarakat yang mengadopsi gaya hidup yang modern dan mengutamakan kenyamanan dan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan harianya. Semakin dekatnya toko ritel dengan kawasan pemukiman penduduk serta dengan iming-iming harga murah, pilihan barang yang bervariasi, hal ini jelas memberikan solusi bagi masyarakat yang kian sibuk, suami istri bekerja, yang tidak ada waktu lagi untuk berbelanja di pasar tradisional yang jauh dari rumah, becek serta jam buka yang pendek. Sementara itu kebutuhan akan 9 bahan pokok, perawatan tubuh, perlengkapan rumah tangga, perlengkapan bayi sampai makanan ringan kian hari makin meningkat.
Dimasa mendatang jumlah konsumen dalam katagori usia 11 sampai 50 tahun adalah konsumen potensial, terus tumbuh dan bertambah, Dengan demikian keuntungan berlipat dan bisnis yang terus tumbuh bukan hanya impian semata namun sudah menjadi kenyataan. Selain faktor keuntungan fakta membuktikan bahwa bisnis retail tumbuh dengan pesat sepanjang jaman, itu terbukti pada saat semua sector bisnis terpuruk karena krisis ekonomi th 1998, bisnis ritail tidak berdapak bahkan semakin berkembang.
Disamping itu, bisnis ini merupakan mata pencaharian yang paling banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, umur bisnis ritel atau berdagang juga paling panjang di banding sektor lain, Orang berdagang sudah ada sejak jaman dahulu sebelum modernisasi membuka peluang kesempatan kerja. Berdagang sudah menjadi mata pencaharian umum sebelum pabrik2 mulai dibuka dan merekrut ribuan tenaga kerja.
Sejak zaman nenek moyang kita, penjual beras, sayur dan buah2an sudah meramaikan pasar tradisional kita semua orang bisa dengan mudah menjalankan bisnis ini. Seiring dengan pekembangan jaman, saat ini bisnis retail sudah mulai dikelola dengan system yang modern dan canggih, dari yang menjanjikan harga murah hingga yang memberikan atmosfir yang berbeda di tokonya. Tak heran persaingan bisnis ritel semakin hari semain memanas. Toko kelontong memang masih bertebaran di sudut perkampungan tetapi konsep bisnis retail modern lebih menjanjikan.
Namun masih banyak orang yang belum paham betul untuk mengelola bisnis ritel mereka secara modern, Saya akan mambantu anda mengupas habis tentang tata cara bagaimana mengelola bisnis ritel secara modern, sehingga pembaca akan mudah mengaplikasikannya di dalam bisnis ritelnya.
Ada 5 (lima) elememen penting yang belum di pahami oleh orang yang akan membuka bisnis ritel atau minimarket, Menapa 5 elemen ini penting?, karena jika Anda tidak betul-betul memahaminya, ini akan berdampak pada merosotnya bisnis ritel Anda yang berujung pada penutupan bisnis tersebut, 5 elemen tersebut adalah :
1. Location, Bagaimana Anda memilijh lokasi yang cocok untuk bisnis Anda.
2. Design Store, Bagaimana Anda men design store agar lebih hidup.
3. Marketing/Promotion, Bagaimana memilih product, menetapkan harga dan membuat promosi yang tidak ada habisnya.
4. SOP (Standard Operating Procedure), Bagaimana Anda membuat SOP sederhana akan tetapi efektif di jalankan.
5. IT (Information Technology), Bagaimana Anda memilih Software terbaik yang cocok untuk bisnis Anda.
Kali ini saya akan membahas mengenai Lokasi.
Sering kali jika kita menanyakan kepada orang atau bahkan orang yang sudah berpengalaman di dalam bisnis mereka, “Dimana lokasi yang bagus untuk buka usaha ?”, Mereka selalu akan mengatakan ya di tempat yang strategis, nah masalahnya tempat strategis itu yang seperti apa?, kita sudah tahu jawabannya pasti mereka akan mengatakan tempat yang “Rame”.
Saya akan rubah kata strategis dan rame tersebut menjadi ”cocok”.
Karena menurut saya semua tempat strategis dan semua tempat rame, masalahnya yang strategis dan rame belum tentu cocok dengan bisnis Anda.
Pada saat Anda akan menentukan dimana lokasi yang cocok untuk bisnis anda, ada 2 (dua) tahap yang harus Anda lakukan :
1. Melakukan Pemetaan.
Tujuannya adalah :
A. Mengetahui tempat dimana banyak aktifitas orang
B. Mengetahui dimana Area perdagangan.
Untuk mengetahui A & B Anda bisa siapkan peta dan tandailah di peta tersebut dengan warna yang berbeda, setalah Anda tahu dimana aktifitas banyak orang dan Area perdagangan. baru kemudian anda menentukan dimana lokasi yang akan anda pilih untuk membuka bisnis Anda, berikutnya adalah melihat siapa competitor yang paling dekat dengan lokasi calon tempat usaha Anda, tentukan apakah bisnis Anda value sama atau di atas competitor, jika Anda ingin diatasnya Anda harus dapat membuat beberapa kelebihannya, misalkan Design toko lebih bagus, kalau competitor tokonya tidak pakai AC toko Anda harus di pasang AC dsb, berapa banyak competior disana? Kalau sudah lebih ada 4 pemain disana sebaiknya anda lupakan lokasi tersebut. Karena sebagus apapun toko anda market share nya akan terbagi.
Setelah Anda yakin bahwa lokasi tersebut sudah sesuai, baru Anda melakukan tahap kedua yaitu melakukan survey kualitas lokasi tersebut dan buat catatan untuk membuat kesimpulan sebelum Anda memutuskan untuk mengambil lokasi tersebut.
2. Survey Kualitas Lokasi
Tahap yang kedua ini Anda harus benar-benar turun ke lokasi dan melihat langsung lokasi yang sudah Anda pilih, beberapa hal yang paling penting dalam pemilihan lokasi :
1. Pastikan dilokasi tersebut banyak perusahaan atau Perdagangan, dimana orang melakukan aktifitas lebih 12 jam perhari.
2. Profil konsumen dilokasi tersebut sama dengan profil konsumen yang akan Anda bidik, karena seramai apapun lokasi tersebut jika konsumennya adalah bukan target market Anda, berarti lokasi tersebut tidak cocok untuk bisnis Anda.
3. Jalan masuk ke Lokasi tersebut harus cukup lebar sehingga orang yang mengendarai mobil akan dapat leluasa keluar masuk, artinya tidak ada sesuatu apapun yang menghalangi keluar masuk seperti tiang listrik pohon atau apapun.
4. Lokasi sungguh-sungguh terlihat dari jarak 100 m dari arah sebelah kanan dan sebelah kiri
5. Sebaiknya lokasi berada di jalan utama, yang dimaksudkan jalan utama disini adalah jalan yang biasanya dipakai orang untuk pergi atau keluar dari area satu ke area lain, bentuk jalannya mendatar tidak berada pas Tanjakan atau turunan, dan kecepatan kendaraan antara 40 – 60 km/jam.
Selamat memilih lokasi untuk bisnis ritel Anda, kesempatan berikutnya saya akan membahas mengenai Design Store.

3. sejarah/latar belakang manajemen ritel
Bisnis ritel merupakan salah satu usaha yang memiliki prospek cukup baik. Teruatam jika mengamati jumlah populasi penduduk Indonesia pada tahun 2010 yang diperkirakan mencapai kurang lebih 220 juta jiwa. Alhasil, rasio keberadaan ritel khusunya ritel modern apabila diabdingkan dengan total penduduk Indonesia masih menunjukkan kesenjangan yang cukup besar (satu ritel masih harus melayani 500.000 jiwa).
Keberadaan ritel-ritel tradisional memang masih cukup diperlukan dalam konteks melayani segmen ekonomi bawah. Namun kemajuan teknoligi dan tuntutan kebutuhan konsumen yang terus meningkat menjadi pendorong adanya perubahan orientasi bisnis dalam lingkup bisnis ritel.
Jika pada awalnya banyak bisnis ritel yang cukup dikelola secara tradisional, tanpa dukungan teknologi yang memadai, tanpa pendekatan manajemen modern dan tanpa berfokus pada kenyamanan dan keinginan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Pergeseran pola perilaku belanja pelangan yang terdeteksi dari sejumlah studi yang dilakukan menunjukkan bahwa aktivitas belanja pelanggan tidak hany dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan akan barang-barang keperluan hidup, namun lebih mengarah pada terpenuhinya kebutuhan untuk berekreasi dan berelasi. Kondisi inilah yang mendorong bisnis ritel tardisional mulai harus peka menaggapi kebutuhan pelanggan yang belum terpemuhi (un met need) jika mereka ingin tetap bertahan hidup dalam lingkungan persaingan bisnis ritel yang semakin tajam.
Bekal pemahaman terhadap konsep-konsep pengelolaan ritel modern sangat penting untuk dipahami, mengingat kegagalan dalam pengelolaan akan menumbulkan resiko kerugian yang cukup besar. Sedangkan jika seorang pelaku bisnis ritel tetap bertahan dengan pengelolaan ritel secara tradisional tidak memungkinkan untuk memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bila dihadapkan dengan semakin banyaknya ritel-ritel modern yang dikelola dengan modal yang cukup besar maupun terjadinya perubahan pola belanja konsumen yang mempunyai konsekuansi terhadap berubahnya kebutuhan mereka terhadap keberadaan sebuah ritel seperti yang telah dijelaskan di atas.
Pengelolaan ritel modern skala besar dan kecil membutuhkan kesiapan pengelola dalam arti Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan, ketrampilan (baik soft maupun hard skill) dalam hal manajerial ritel modern dan sekaligus kepekaan dalam melihat peluang agar dapat memiliki kompetensi untuk bertahan dalam bisnis ritel (continous competitive advantage).
Untuk itu, dipandang penting untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang manajemen ritel yang akan menambah kesiapan pengelola ritel tradisional maupun ritel modern pada umumnya dalam mengimplementasikan semua pengetahuan dan konsep manajemen ritel modern secara terintegrasi khususnya bagi kesiapan dalam mengelola bisnis ritel modern slaka kecil dan menengah secara mandiri maupun apabila terjun sebagai bagian dari manajemen suatu perusahaan ritel skala menengah dan besar.
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai Lembaga Pengembangan Manajemen Fakultas Ekonomi Unika Widya Mandala urabaya Kajian Manajemen Ritel adalah: Mengembangkan Sumber Daya Manusia bidang Manajemen Ritel yang berpengetahuan, berkemampuan dan berkeahlian melalui:
1. Pemberian pengetahuan tentang dasar-dasar penting secara praktek untuk memulai bisnis ritel modern skala kecil dan menengah
2. Pemberian kita-kiat untuk meminimumkan resiko gagal dalam memasuki bisnis ritel modern
3. Menambah peluang sukses memulai dan bertahan dalam bisnis ritel modern
4. Memberikan referensi penting untuk sukses dalam bisnis ritel modern
5. Menyusun strategi untuk mencapai kesuksesan dalam bisnis ritel modern
6. Memberikan pedoman dalam pembuatan rencana kerja dalam bisnis ritel modern
Sasaran
1. Para pengusaha kecil dan menengah yang berkeinginan terjun dalam bisnis ritel sebagai:
1. Pemula dalam bisnis ritel modern skala kecil dan menengah secara mandiri
2. Tenaga yang akan bergabung dala operasional perusahaan ritel modern skala kecil dan menengah
3. Pelaku bisnis ritel tardisional kecil dan menengah yang berkeinginan untuk mengembangkan diri
4. Tenaga yang akan bergabung dalam manajerial perusahaan ritel modern skala kecil dan menengah pada tingkatan supervisor/penyelia
2. Para pengusaha ritel tradisional kecik dan menengah yang menjadi binaan suatu lembaga/institusi/organisasi lembaga swadaya masyarakat
Bidang Kompetensi
Pelatihan, penelitian dan konsultasi dalam bidang Manajemen Ritel, meliputi:
1. Perencanaan Bisnis Ritel (Retail Business Plan)
2. Audit Ritel Manajemen
3. Perencanaan dan Penyusunan Strategi Pemasaran Ritel
4. Pengelolaan Barang Dagangan (Merchandise Management)
5. Pengelolaan Operasional Toko (Store Operation)
Kiat Sukses Mengeloal Ritel Modern Skala Menengah dan Kecil (memulai dan mampu bertahan dalam era kompetisi)
6. Pergeseran Paradigma Pengelolaan Ritel Tradisional menuju Paradigma Ritel Modern
7. Analisis Perilaku Belanja Konsumen
8. Retail Mix (Bauran Ritel)
9. Pengelolaan Loss Prevention
10. Studi Kelayakan Bisnis Ritel
Tenaga Pendukung
PPAB – FE UKWMS Kajian Manajemen Ritel didukung oleh tenaga-tenaga profesional yang berkemampuan dan berpengetahuan:
1. Dr. Ch. Whiya Utami (Marketing in Retail Business & Service Management)
2. Margaretha Ardhanari, SE., M.Si. (Loss Prevention & Retail Merchandise Management)
3. Veronika Rachmawati, SE., M.Si. (Consumer Behavior & Marketing Stategic in Retail Business)
4. Diyah Tulipa, SE., M.Si. (Store Operation Management & Financial Management in Retail Business)
5. Elisabeth Supriharyanti, SE., M.Si. (Inventory & Operation Management in Retail Business)
6. Aries Heru, SE., M.Si. (System Information and Financial Management in Retail Business)
7. Expert Team from PT Matahari Putra Prima
Seri Lokakarya/Pelatihan yang diadakan Kajian Manajemen Ritel PPAB Fakultas Ekonomi Unika Widya Mandala Surabaya, antara lain:
JUDUL TARGET AUDIENCE
Kiat Sukses Mengelola Ritel Modern Skala Kecil dan Menengah (Memulai dan Mampu Bertahan dalam Era Kompetisi) Pelaku Bisnis Ritel Skala Kecil dan Menengah (UKM)
Perilaku Belanja Konsumen dan Implementasi dalam Penyusunan Strategi Retail Mix (bauran Ritel) Management level in big or middle retail modern organization
Manajemen Toko dan Barang Dagangan (Store and Mechandise Management in Retail Business) Management level in big or middle retail modern organization
Pergeseran Paradigma Pengelolaan Ritel Tradisional menuju Paradigma Ritel Modern: Bagaimana sinergi ritel tradisional dan modern harus di bangun dan dikelola? Pelaku Bisnis Ritel Skala Kecil dan Menengah (UKM) maupun skala besar, Departemen Perdagangan, Akademisi dan Koperasi
Audit Manajemen Ritel (Audit Retail Management) Management level in big or middle retail modern organization



4.macam – macam manajemen ritel
1. Discount Stores / Toko Diskon
Discount store adalah toko pengecer yang menjual berbagai barang dengan harga yang murah dan memberikan pelayanan yang minimum. Contohnya adalah Makro dan Alfa
2. Specialty Stores / Toko Produk Spesifik
Specialty store adalah merupakan toko eceran yang menjual barang-barang jenis lini produk tertentu saja yang bersifat spesifik. Contoh specialty stores yaitu toko buku gramedia, toko musik disctarra, toko obat guardian, dan banyak lagi contoh lainnya.
3. Department Stores
Department store adalah suatu toko eceran yang berskala besar yang pengeloaannya dipisah dan dibagi menjadi bagian departemen-departemen yang menjual macam barang yang berbeda-beda. Contohnya seperti ramayana, robinson, rimo, dan sebagainya
4. Convenience Stores
Convenience store adalah toko pengecer yang menjual jenis item produk yang terbatas, bertempat di tempat yang nyaman dan jam buka panjang. Contoh minimarket alfa dan indomaret.
5. Catalog Stores
Catalog store adalah suatu jenis toko yang banyak memberikan informasi produk melalui media katalog yang dibagikan kepada para konsumen potensial. Toko katalog biasanya memiliki jumlah persediaan barang yang banyak.
6. Chain Stores
Chain store adalah toko pengecer yang memiliki lebih dari satu gerai dan dimiliki oleh perusahaan yang sama.
7. Supermarket
Super market adalah toko eceran yang menjual berbagai macam produk makanan dan juga sejumlah kecil produk non makanan dengan sistem konsumen melayani dirinya sendiri / Swalayan. Contoh yaitu Hero.
8. Hypermarkets / Hipermarket
Hipermarket adalah toko eceran yang menjual jenis barang dalam jumlah yang sangat besar atau lebih dari 50.000 item dan melingkupi banyak jenis produk. Hipermarket adalah gabungan antara retailer toko diskon dengan hypermarket. Contohnya antara lain hipermarket giant, hipermarket hypermart dan hipermarket carrefour.
Klasifikasi manajemen ritel
Klasifikasi Ritel
1. Klasifikasi deskriptif
Pasar ritel dibagi menjadi 2 tipe yaitu berdasarkan :
a. tipe kepemilikan (type of ownership)
b. tipe keragaman barang yang dijual(type of merchandise carried)
2. Klasifikasi strategic
Pasar retel dibedakan berdasarkan strategi yang digunakan,yaitu :
a. margin/turnover strategy
b.retail price and service strategy
c. strategic group classification
d. gross margin – merchandise type classification

3. Klasifikasi tingkat pelayanan
Dibagi menajadi :
a. penjualan eceran swalayan
b. penjualan eceran dengan memilih dendiri
Contoh : toko baju dipasar
c. penjualan eceran dengan penjualan terbatas
Contoh : toko elektronik
d. penjualan eceran dengan pelayanan penuh
Contoh : toko perhiasan,butik
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap bisnis ritel adalah 4P yaitu Place,Price,Produck dan Promotion
Oleh karena itu sebelum memulia bisnis ini hendaknya kita harus sudah memahaminya dengan benar untuk memperkecil resiko kerugian.

5.Definisi manajemen ritel
Definisi Manajemen
• Menurut Alex. S. Nitisemito (1992:9)manajemen adalah ilmu dan seni untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain.
• Menurut Malatu S.P. Hasibuan (1995:9) manajemen merupakan ilmu dan seni, mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnyasecara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Meskipun banyak difinisi yang dirumuskan, tetapi semua definisi tersebut mengacu pada satu pengertian yaitu manajemn merupakan suatu seni atau suatu proses perencanaan, pengorganisasian. Pergerakan dan pengendalian atas sumber-sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang di tetapkan.
Sedangkan retail atau eceran merupakan semua kegiatan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga, bukan untuk keperluan bisnis. Bila institusi pabrikan, wholesaler atau retail store menjual sesuatu kepada konsumen akhir untuk pemakaian nonbisnis, maka berarti mereka telah
melakukan penjualan eceran. Ada empat fungsi utama retailing, yaitu:
1. Membeli dan menyimpan barang.
2. Memindahkan hak milik barang tersebut kepada konsumen akhir.
3. Memberikan informasi mengenai sifat dasar dan pemakaian barang tersebut.
4. Memberikan kredit kepada konsumen (dalam kasus tertentu).
Adapun yang dimaksud dengan retailer atau retail store adalah perusahaan yang fungsi utamanya menjual produk kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga. Penekanan pada fungsi utama tertentu ini untuk menunjukkan bahwa retailer merupakan lembaga yang dapat berdiri sendiri. Pemanufaktur dan petani juga dapat bertindak sebagai retailer, namun fungsi utama rnereka bukanlah menjual produk ke konsumen akhir melainkan memproduksi suatu barang dan bertani. Pengecualian diberikan pada service retailing di mana retailer dalam hal ini juga adalah produsen.
Dalam memilih retail store, pembeli mempertimbangkan banyak hal. Faktor yang diperhatikan adalah yang berkaitan dengan kebutuhan ekonominya. Di lain pihak kebutuhan emosional (seperti gengsi) juga kadangkala mempengaruhi pilihannya.
Faktor-faktor ekonomi yang relevan dalam memilih retail store antara lain meliputi:
1. Harga.
Ada retail store yang memasang harga mati seperti supermarket dan departement store) dan ada pula yang menetapkan harga fleksibel atau dapat ditawar (seperti discount store).
2. Kemudahan
Kemudahan parkir, bisa cepat pergi setelah membayar, dan mudah mencari barang yang diinginkan (meliputi proses menemukan, membandingkan, dan memilih).
3. Kualitas produk yang ditawarkan.
4. Bantuan wiraniaga.
Apakah harus swalayan, membantu ecara pasif, atau membantu secara aktif.
5. Reputasi
Kejujuran dan kewajaran dalam jual beli
6. Nilai yang ditawarkan
Yaitu perbedaan total customer value dan total customer cost. Total customer value adalah sekumpulan manfaat yang diharapkan pelanggan dari produk dan jasa, meliputi
product value (misalnya keandalan, daya tahan/keawetan, unjuk kerja), service value (penyerahan barang, pelatihan, instalasi, perawatan, reparasi), personnel value (kompeten, responsif, empati, dapat dipercaya), dan image value (citra perusahaan). Sedangkan total customer cost terdiri dari harga yang dibayarkan, biaya waktu, biaya tenaga, dan biaya psikis.
7. Jasa-jasa khusus yang ditawarkan.
Pengiriman barang gratis, pembelian kredit dan bisa mengembalikan atau menukar barang yang sudah dibeli.

KOMUNIKASI VISUAL DALAM RETAIL
Komunikasi peritel dengan pelanggannya tidaklah selalu dengan media massa seperti dengan suara di radio, dengan tulisan dan gambar seperti di majalah dan koran, ataupun dengan media suara dan gambar seperti di televisi. Komunikasi dapat terjadi melalui gambaran visual, lay out maupun display produk di dalam toko.
Komunikasi visual adalah komunikasi perusahaan ritel atau toko dengan konsumennya melalui wujud fisik, seperti identitas toko, lay out dan display maupun in-store communication.
Dengan menerapkan komunikasi visual secara menyeluruh, akan meningkatkan atau menambah citra toko yang lebih baik di mata konsumen. Berikut adalah beberapa unsur dari citra toko, yaitu :
• Produk – Merchandise seperti harga, kualitas, keragaman kategori, ketersediaan item (warna, ukuran, jenis).
• Lokasi yang mudah dijangkau, aman, dan berada dalam suatu pusat pembelanjaan atau dekat dengan toko-toko ritel lainnya.
• Mengutamakan pelayanan pada segmen tertentu yang sesuai dengan karakteristik demografi calon pembeli, seperti para remaja dan dewasa muda, para keluarga atau para ibu rumah tangga kalangan tertentu.
• Pelayanan, seperti pilihan cara bayar, delivery service, maupun catalog yang dikirimkan ke rumah.
• Pramuniaga/staf/kasir, seperti perilaku dalam melayani (ramah, sopan, sigap), pengetahuan produk, dan jumlah tenaga yang memadai.
• Citra kepribadian perusahaan atau toko, seperti lengkap/serba ada dan canggih.
• Fasilitas, seperti food court, parkir, toilet.
• Store ambience/atmosfer, seperti dekorasi eksterior yang modern dan anggun, dekorasi interior yang menarik, situasi yang membuat betah (tata warna, musik, pencahayaan), sirkulasi dalam toko yang memudahkan bergerak, lay out atau penataan produk, display yang menarik.
• Promosi, seperti secara teratur melakukan promosi hadiah, memberikan diskon, even khusus, program kupon, program undian berhadiah.

Setelah mengetahui definisi Manajemen dan Retail maka bisa dirumuskan manajemen retail adalah pengaturan keseluruhan factor-faktor yang berpengruh dalam perdagangan retail, yaitu perdagangan langsung barang dan jasa kepada konsumen. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam bisnis retail adalah place, price, product, dan promotion yang dikenal sebagai 4P.
1. Definisi
Secara Harfiah Ritel / Retail = eceran, dan peritel / retailer = pengecer, atau pengusaha perdagangan eceran.
Menurut Kamus, retail adl penjualan barang atau jasa kepada khalayak (Manser, 1995)
Definisi bisnis retail adalah :
1. Penjualan kepada konsumen akhir
2. Motivasi pembelian konsumen adalah kepentingan tersendiri dan tidak untuk dijual, atau paling tidak lebih dari separuh penjualannya adalah kepada konsumen untuk kepentingannya sendiri
2. Ruang Lingkup Bisnis Retail
Bisnis retail tidak hanya sekadar merupakan penjualan barang secara fisik, tetapi juga meliputi penjualan jasa. Co : tiket pesawat, warnet, jasa telekomunikasi. Penjualan Jasa ini disebut “Real Services”. Selain itu yang termasuk didalam penjualan barang (Complementary services) yakni : layanan pesan antar, jaminan, leasing, dan fasilitas kredit.
Pengertian Bisnis retail tidak hanya mencakup sebuah took tapi juga aktivitas sejenis yang tidak menggunakan tempat khusus dalam proses jual beli.Co : mail order, dan direct selling.
Disini yang berperilaku sebagai retailer adalah grosir, wholesaler, dan manufacture.


3. Fungsi Retail
Ritel merupakan tahap akhir proses distribusi dengan dilakukannya pnjualan langsung pada konsumen akhir.
Dimana bisnis retail berfungsi sebagai perantara antara distributor dengan konsumen akhir, Retailer berperan sebagai penghimpun barang, took retail sebagai sebaga temat rujukan.
Ritail berperan sebagai penentu eksistensi barang dari manufacture di pasar konsumsi.
KARAKTERISTIK DAN TIPOLOGI
1. Karakteristik
• Small Enough Quantity (Partai kecil,dalam jumlah secukupnya untk dikonsumsi sendiri dalam periode tertentu)
• Impulse buying (kondisi yang tercipta dari ketersediaan barang dalam jumlah dan jenis yang sangat variatif sehingga menimbulkan banyak pilihan untuk konsumen)
• Store Condition ( KOndisi lingkungan dan interior dalam toko)
2. Tipe Bisnis Retail
Klasifikasi retail berdasarkan :
Kepemilikan ( Owner ):
1. Single-Store Retailer (tipe yang paling banyak jumlahnya dengan ukuran toko umumnya dibawah 100 m²)
2. Rantai Toko Retail (toko retail dengan banyak cabang dan dimiliki oleh institusi perseroan)
3. Toko Waralaba (toko yang dibangun berdasarkan kontrak kerja sama waralaba antara terwaralaba dengan pewaralaba)
Merchandise Category:
1. Specialty Store/ Toko Khas (Menjual satu jenis kategori barang yang relative sedikit/ sempit)
2. Grocery Store/ Toko Serba Ada (menjual barang groceries (sehari-hari))
3. Departement Store (menjual sebagian besar bukan kebutuhan pokok, fashionable, bermerek, dengan 80% pola konyinyasi)
4. Hyperstore(menjual barang dalam rentang kategori barang yang sangat luas)



Luas Sales Area :
1. Small Store/kiosk (kios kecil yang umumnya merupakan toko retail tradisional, dioperasikan sebagai usaha kecil dengan sales kurang dari 100 m²)
2. Minimarket (dioperasikan dengan luasan sales area antara 100-1000 m²)
3. Supermarket (dioperasikan dengan luasan sales area antara 1000-5000 m²)
4. Hypermarket (dioperasikan dengan luasan sales area antara lebih dari 5000 m²)
Non-Store Retailer :
1. Multi-Level-Marketing (MLM) : Model penjualan barang secara langsung dengan system komisi penjualan berperingkat berdasarkan status keanggotaan dalam distribution lines
2. Mail & Phone Order Retailer ( Toko pesan antar ) : perusahaan yang melakukan penjualan berdasarkan pesanan melalui surat atau telepon
3. Internet/ Online Store (e-Commerce) : Toko Retail di dunia maya yang mngadopsikan internet ke dalam bentuk online retailing