Kamis, 11 November 2010

softskill kewirausahaan

Nama:Gina aisyah p.s
Kelas:2 dd 03
Npm:36209572
Mata kuliah:softskill kewirausahaan
Dosen:Joko Utomo



Setiap hari kita yang berada di daerah perkotaan menghadapi situasi lalu lintas
yang macet. Kita harus menyediakan lebih banyak waktu di perjalanan menuju tempat kerja. Apalagi kalau di jalan kita saksikan pengendara mobil maupun motor yang ugal-ugalan, bunyi knalpot motor yang meraung-raung membuat bising dan sakit di kuping, belum lagi asap knalpot yang saban hari menambah polusi, sehingga udara yang kita hirup sudah tercemar. Beban kerja yang semakin berat. Pendidikan yang mahal. Biaya hidup yang terus meningkat sementara penghasilan tidak mampu mengejar kenaikan biaya hidup. Masih ditambah lagi dengan usaha yang mulai dirintis ambruk, modal sudah ludes, dan bermacam masalah hidup yang terus menerus muncul tanpa penyelesaian yang pas. Semua kondisi dan situasi itu dapat membuat kita gelisah, khawatir, dan berujung pada stres.



Secara sederhana, stres adalah kondisi di mana seseorang merasa tertekan dan terancam. Istilah stress berkembang pengertiannya, dan digunakan untuk menunjukkan adanya tekanan, ketegangan, atau usaha keras yang ditujukan pada kekuatan mental manusia. Menurut Lazarus & Folkman, stres tidak hanya tergantung pada kondisi eksternal, tapi juga pada kerentanan individu dan mekanisme pengolahan kognitifnya. Stres juga terjadi bila terdapat ketidakseimbangan antara tuntutan yang dihadapi oleh individu dan kemampuan yang dimilikinya.



Sumber stres dapat berupa fisik, yaitu suhu, ruang, kebisingan; kondisi: beban kerja/tugas berlebihan; peranan dalam organisasi, peran yang tidak sebanding dengan kemampuan yang dimiliki; peran yang tidak berarti/kecil; peran yang tidak kuat/tidak didukung. Sumber-sumber lain yang dapat menimbulkan stres adalah kehilangan pekerjaan, bisnis terpuruk, anak-anak yang tidak menuruti kemauan Anda, Anda pusing soal sikap atasan di pekerjaan, atus sikap relasi dan rekanan yang tidak sesuai harapan, tugas-tugas yang belum selesai, tagihan-tagihan atau kewajiban yang harus segera dibayar, sementara kemampuan terbatas.



Menanggapi kondisi-kondisi yang rasanya di luar batas kemampuan itu Anda dapat saja: menyalahkan atasan, menyalahkan reasi atau rekanan, menyalahkan diri sendiri lalu panik sendiri. Risau atas berbagai kemungkinan yang terburuk, menyalahkan istri/suami, lalu putus asa. Cemas, badan sakit, harga diri hilang, bimbang, khawatir dengan tanggapan orang lain, lalu kesal sendiri.



Jika usaha Anda untuk mengatasi stress itu mendapatkan hambatan dan kegagalan, Anda dapat menjadi frustrasi. Jika Anda dihadapkan pada suatu keharusan untuk memilih salah satu di antara beberapa kebutuhan atau tujuan, mungkin Anda akan mengalami konflik. Tuntutan lain yang dapat menimbulkan stres adalah tekanan dan ancaman. Tekanan, jika seseorang mendapat tekanan atau paksaan untuk mencapai hasil tertentu atau bertingkah laku dengan cara tertentu. Ancaman, jika antisipasi seseorang terhadap hal-hal yang merugikan atau tidak menyenangkan bagi dirinya mengenai suatu situasi.



Setiap orang memiliki cara berbeda dalam menghadapi situasi yang tidak menyenangkan atau ketidak-seimbangan psikologis dalam dirinya. Orang akan berusaha mengembalikan keadaan psikologis dirinya pada keseimbangan atau equillibrium. Upaya-upaya seseorang untuk mengatasi stres itu disebut Strategi Penanggulangan Stress. Strategi penanggulangan stres merupakan upaya perubahan kognitif dan tingkah laku secara terus menerus untuk mengatasi tuntutan eksternal maupun internal yang diniliai membebani atau melebih sumber daya yang dimiliki.



Ada dua strategi menanggulangi stres. Pertama, penanggulangan yang diarahkan pada masalah yang menimbulkan stres. Kedua, penanggulangan yang diarahkan untuk mengatur respon emosi terhadap masalah yang menimbulkan stres. Upaya lain untuk menanggulangi stres adalah mengubah kebiasaan belajar atau bekerja; membantu seseorang menyesuaikan diri terhadap perasaan yang disebabkan oleh stres; menjaga kesehatan, program pelatihan dan berpikir positif.



Jika kita sudah terpuruk ke dalam stres yang dapat mendorong kita ke dalam jurang depresi bahkan sampai menderita stroke, ada baiknya sebelum stop (game over = mati), kita mendengarkan nasihat dari Psiko-Sibernetis seperti di bawah ini.

1. Pandanglah peristiwa itu sebagai situasi dengan cara netral.
2. Evaluasi masalahnya secara jernih.
3. Alihkan emosi-emosi Anda agar pas, sesuai dengan situasi pada saat itu.
4. Lakukan apa yang memang perlu dilakukan untuk melawan situasi itu.
5. Rasakan harga diri Anda bertambah baik berkat tindakan Anda itu.



Nasihat lain yang perlu Anda lakukan manakala Anda berada dalam kondisi stres tercantum dalam buku “Petunjuk Hidup Tenteram dan Bahagia”, Dale Carnegie. Beberapa poin dalam Prinsip dan Teknik Dasar Mengatasi Kekuatiran yang dapat membantu kita mengatasi stres adalah sbb.

1. Hiduplah dalam “ruang waktu terbatas”, jalani, hayati, hargai, gumuli dan nikmati kehidupan hari lepas hari.

2. Bila Anda menghadapi kesulitan lakukan 3 hal berikut ini:

a. Tanya diri sendiri kemungkinan terburuk apa yang mungkin terjadi?

b. Siapkan mental untuk menerima kemungkinan terburuk itu.

c. Perbaiki keadaan agar kemungkinan terburuk itu tidak terjadi.

3. Ingatkanlah diri sendiri bahwa kecemasan itu mahal, karena ia berbahaya bagi kesehatan kita.

4. Kumpulkan semua fakta yang ada.

5. Pertimbangkan semua fakta itu kemudian ambillah keputusan.

6. Bila keputusan sudah diambil segeralah bertindak.

7. Analisalah masalah Anda dengan menjawab 4 pertanyaan berikut:

a. Apa masalah sebenarnya?

b. Apa penyebab masalah tersebut?

c. Apa kemungkinan penyelesaian yang ada?

d. Apa penyelesaian terbaik?



Selanjutnya poin-poin lain yang dapat membantu kita adalah : Hancurkan kebiasaan kuatir sebelum kita dihancurkan. Suburkan sikap mental yang membawa damai dan sukacita. Berdoa. Hadapi kritik dengan jiwa besar. Hindari keletihan dan kuatir serta tetaplah enerjik dan bersemangat tinggi.



Jika nasihat-nasihat itu kita jalani, dan kelima pendorong kesuksesan itu kita lakukan secara konsisten, apalagi dibarengi dengan semangat antusias, percayalah, kita tidak hanya dapat mengelola stres itu menjadi kondisi yang lebih produktif dan positif, tetapi kita sedang menapaki langkah-langkah menuju kesuksesan. Nah, sampai jumpa di puncak kesuksesan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar